Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Harga Barang di Korea Selatan Melonjak

2021-10-23

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Harga barang di Korea Selatan melonjak akibat kenaikan drastis harga bahan baku, gangguan logistik, harga minyak dunia, serta nilai tukar mata uang won Korea terhadap dolar AS.


Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kenaikan harga konsumen tercatat di level 2 persen selama 6 bulan berturut-turut sejak bulan April hingga September. Diperkirakan kenaikan harga konsumen akan naik ke level 3 persen pada bulan Oktober.

    

Menurut Opinet, layanan informasi harga minyak Korea National Oil Corporation, harga rata-rata bensin melebihi 1.700 won per satu liter pada 14 Oktober, yang merupakan pertama kali dalam 7 tahun terkahir. Pada 18 Oktober, harga bensin melonjak hingga 1.726,66 per liter dan harga di Seoul melampaui 1.800 won. Harga rata-rata solar naik 6,1 persen dalam satu bulan, menjadi 1.524,47 won per liter di seluruh Korea Selatan.


Harga ninyak diperkirakan akan semakin naik karena meningkatnya permintaan minyak global dan prospek penurunan produksi minyak Amerika Serikat (AS). Kini harga minyak mentah dari West Texas Intermediate (WTI) adalah 82 dolar AS per barel, namun diprediksi pada akhir tahun, harganya akan melampaui 100 dolar per barel untuk pertama kalinya sejak tahun 2014. Ditambah faktor turunnya nilai mata uang Korea Selatan terhadap dolar AS, harga bensin di Korea Selatan diperkirakan akan melebihi 2.000 won per liter dalam tahun ini.


Menurut Bank Sentral Korea, harga impor pada bulan September naik 2,4 persen dibandingkan sebulan sebelumnya. Kenaikan tertinggi dalam 7 tahun 7 bulan. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia dan bahan baku.


Kenaikan harga barang yang dirasakan oleh masyarakat semakin serius. Menurut hasil perbandingan dan pemeriksaan Asosiasi Konsumen Korea terhadap 38 jenis barang di kuartal ketiga tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dilaporkan bahwa 29 jenis barang mengalami kenaikan harga dan kenaikannya rata-rata sebesar 6,3 persen. Harga telur, tahu, dan minyak goreng melonjak dua kali lipat atau lebih.


Jika kenaikan harga konsumen mencapai level 3 persen pada bulan Oktober, maka ini akan menjadi yang pertama kalinya mencapai 3% sejak Februari tahun 2012. Namun masalahnya adalah kenaikan harga barang diakibatkan oleh faktor eksternal, seperti kenaikan harga minyak dunia dan bahan baku. Oleh karena itu, otoritas pembuat kebijakan pun tidak dapat dengan mudah menangani hal tersebut.


Namun, pemerintah tidak dapat megabaikan kegelisahan masyarakat akan kenaikan harga barang, sehingga terdapat rencana penurunan pajak minyak untuk sementara waktu agar dapat meringankan beban harga konsumen. Dikatakan juga bahwa pemerintah harus membahas semua langkah yang dapat diambil untuk menstabilkan harga konsumen.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >