© KBS

Korea Utara selalu mengadakan ajang senam massal dan pertunjukan artistik ini sebagai bagian dari acara sambutan resmi untuk tamu asing yang penting. 

Korea Utara mendefinisikan senam massal ini sebagai bentuk olahraga massal komprehensif yang menggabungkan teknik atletik dengan nilai ideologis dan artistik. Sejak Korea bebas dari penjajahan Jepang pada tahun 1945, Korea Utara telah menciptakan sekitar 80 acara semacam itu untuk merayakan hari peringatan dan sebagai liburan utama di negaranya. Di Korea Utara, pertunjukan itu memiliki arti yang besar lebih dari sekedar senam massal.

Inti pertunjukan propaganda menunjukkan bahwa mobilisasi orang yang tak terhitung jumlahnya adalah untuk memamerkan supremasi dan legitimasi rezim Korea Utara baik di dalam maupun di luar negeri. Melalui acara ini, Pyongyang juga berupaya memperkuat kolektivisme dan solidaritas internal.

Acara ini sebagian besar diikuti oleh siswa dan seniman. Mereka harus ambil bagian dalam acara politik. Ini bukanlah masalah suka atau tidak. 

Menurut laporan Komisi Penyelidik (COI) di PBB, beberapa siswa gagal melakukan peran mereka dengan benar karena mereka tidak tahan dengan pelatihan yang melelahkan. Laporan itu mengindikasikan bahwa latihan keras itu berbahaya bagi kesehatan dan kebahagiaan anak-anak. Namun, terlepas dari kritik itu, Korea Utara tidak mungkin meninggalkan ajang penuh propagandanya yang telah menjadi keahliannya begitu lama.