ⓒ YONHAP News

Korea Utara menggelar parade militer pada tanggal 10 Oktober untuk merayakan peringatan 75 tahun berdirinya Partai Buruh Korea yang berkuasa. Acara tersebut berlangsung di Lapangan Kim Il-sung, Pyongyang pada tengah malam. Ada yang berspekulasi bahwa Korea Utara hendak mempersulit pendeteksian senjata barunya di tengah kegelapan dan juga berharap agar tidak mengecewakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terutama menjelang pemilihan presiden AS. 

Momen emosional terjadi dalam pidato pemimpin Kim Jong-un selama parade militer tersebut. Sambil berulang kali mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya, Ini merupakan kali pertama pemimpin Korea Utara menangis di hadapan publik. Dalam pidatonya, Kim menyinggung kesulitan yang dialami negaranya sepanjang tahun dan menyampaikan penyesalan kepada penduduknya, sembari terus terang mengakui kegagalan kebijakannya. 

Sementara itu, Kim menawarkan kata-kata yang lebih bersahabat kepada Korea Selatan dalam pidatonya. Dia menyampaikan salam hangat kepada sesama orang terkasih di Korea Selatan dan juga mengungkapkan harapannya bahwa kedua Korea akan saling bergandengan tangan lagi setelah dengan segera mengatasi krisis COVID-19. Kim tidak melontarkan kritikan yang ditujukan ke AS. Namun, ada kekhawatiran atas berkembangnya kekuatan nuklir Korea Utara. Selama parade militer, Korea Utara mempublikasikan sejumlah senjata baru, termasuk rudal balistik antarbenua, (intercontinental ballistic missile, ICBM) baru dan rudal balistik berbasis kapal selam (submarine-launched ballistic missile, SLBM) tipe baru. 

Kini, Korea Utara diharapkan melakukan upaya sekeras mungkin untuk meningkatkan perekonomian sampai Konvensi Partai Buruh Korea ke-8 yang dijadwalkan akan berlangsung pada Januari tahun depan. Karena pemimpin tersebut mengakui kegagalan ekonomi selama parade militer baru-baru ini, sangat penting bagi Korea Utara untuk membuat beberapa pencapaian pada acara partai di tahun depan. Festival telah usai dan pekerjaan yang berat menanti rakyat Korea Utara.