ⓒ Getty Images Bank

Rakyat Korea Utara yang hidup dalam kemewahan dengan rumah mewah dan harta berlimpah, disebut donju. Dikatakan bahwa ekonomi Korea Utara dikendalikan oleh kaum donju, menunjukkan bahwa pengaruh mereka semakin meningkat. 

Kemunculan kaum donju di Korea Utara dimulai pada 1990-an. Sistem penjatahan atau penyediaan barang dari negara runtuh dan toko-toko yang dikelola negara pun tutup yang menyebabkan penduduk setempat mulai mengalami masa sulit yang sangat berat. Setelah menderita kelangkaan makanan yang parah, banyak warga Korea Utara berkumpul untuk bertukar produk atau barang kebutuhan sehari-hari sehingga membentuk pasar secara alami. Kaum donju sepertinya bermunculan melalui pasar tidak resmi, yakni jangmadang.

Dengan memiliki sumber keuangan yang sangat besar, para donju menghasilkan lebih banyak uang melalui bisnis peminjaman uang dengan bunga yang besar dan bahkan mengoperasikan bisnis pegadaian untuk memperluas kekayaan mereka. Benar-benar sulit untuk menemukan badan keuangan yang dilembagakan di Korea Utara. Demikian, kaum donju mengambil keuntungan dari situasi ini, sehingga bertindak sebagai pemodal swasta.

Setelah mendapatkan uang di jangmadang, kaum donju memperluas ruang lingkup bisnis mereka. Dengan meminjam nama-nama perusahaan milik negara, mereka dikatakan telah berinvestasi dalam proyek pembangunan Jalan Ryomyong dan Jalan Ilmuwan di Pyongyang yang merupakan proyek yang didorong dengan begitu keras oleh pemimpin Kim Jong-un. Kaum donju berinvestasi dalam beragam industri, termasuk konstruksi serta industri ringan dan berat, untuk memberikan kontribusi besar bagi keuangan negara dan ekonomi lokal. Mereka justru memainkan peran yang seharusnya dilakukan oleh lembaga keuangan. Kelas orang kaya baru ini telah tumbuh secara signifikan, bahkan mereka dapat mengendalikan ekonomi di dalam negeri. Dapat dikatakan bahwa kaum donju memegang kekuatan ekonomi nyata saat ini.