Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Korea Utara

Korea Utara Kritik Penarikan Pasukan AS dari Afganistan

#Fokus Sepekan l 2021-09-09

ⓒ Getty Images Bank

Setelah seluruh pasukan AS ditarik keluar dari Afganistan, para pejuang Taliban segera memasuki Istana kepresidenan di Kabul dan menguasai negara itu. Awalnya, Washington memperkirakan pemerintah Afganistan akan mampu bertahan hingga akhir tahun ini. Tapi prediksi itu sepertinya ternyata meleset. Seluruh dunia terkejut karena Taliban begitu cepat mampu mengambil alih ibu kota Afganistan dan begitu banyak warga Afganistan yang berbondong-bondong ke bandara internasional di Kabul, putus asa untuk meninggalkan negara yang dikuasai Taliban itu. Negara-negara di Eropa enggan menerima pengungsi dari Afganistan dan kekhawatiran tumbuh karena tidak dapat dipastikan berapa banyak warga Afganistan yang akan melarikan diri dari negara itu ke depannya. Banyak yang berpendapat bahwa pemerintahan Biden harus memikul tanggung jawab utama atas situasi saat ini, karena AS telah berperang di negara itu selama dua dekade. 


Korea Utara kembali melontarkan kritik terhadap AS atas penanganan Afganistan. Sambil menyebut AS sebagai perusak perdamaian dan stabilitas dunia, Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyampaikan beberapa komentar yang mengkritik AS pada tanggal 5 September lalu. Rupanya, Korea Utara ingin meningkatkan tekanannya terhadap AS dengan menggunakan isu hak asasi manusia. Pasca dikuasai Taliban, komunitas internasional mengecam AS sehubungan dengan masalah hak asasi manusia. Memang ini adalah kesempatan besar bagi Korea Utara untuk melakukan serangan balik. Dengan lebih dulu mengangkat isu HAM yang melibatkan AS, Korea Utara mengutuk keras AS. 


Diperkirakan Pyongyang ingin mendesak Washington untuk mengubah sikapnya dan menerima prasyarat yang ditetapkan oleh Korea Utara untuk melanjutkan negosiasi nuklir bilateral mereka. Dengan menggunakan masalah ini, Korea Utara mungkin ingin berkomunikasi dengan AS. Korea Utara juga hendak memberitahu AS bahwa negaranya berbeda dari Afganistan dan AS tidak dapat menangani Korea Utara dengan cara yang sama seperti menangani Afganistan. Pyongyang mungkin ingin mengatakan bahwa negaranya telah memiliki senjata nuklir dan jauh lebih kuat daripada Afganistan, sehingga AS harus bernegosiasi dengan Korea Utara dengan kedudukan yang sama. 


Perhatian kini tertuju pada bagaimana penarikan militer AS di Afganistan dapat mempengaruhi hubungan AS dengan Korea Utara dan hubungan antar-Korea, serta diplomasi seputar Semenanjung Korea.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >