ⓒ KBS

Di Korea Utara, dikatakan bahwa prangko masih banyak digunakan hingga saat ini. Pada hari libur nasional dan hari peringatan, Korea Utara menerbitkan prangko peringatan yang berisi pesan-pesan politik atau pemujaan terhadap pemimpin negaranya. Dengan kata lain, Korea Utara menggunakan prangko sebagai sarana untuk mempromosikan kebijakan negara. 

Prangko pertama Korea Utara diterbitkan pada tahun 1946. Hanya menampilkan desain Mugunghwa atau bunga mawar Sharon saja. Prangko kedua memiliki desain Batu Samson di Gunung Geumgang. Yang ketiga diterbitkan pada 15 Agustus 1946 untuk memperingati ulang tahun pertama Kemerdekaan Korea dari pemerintahan kolonial Jepang. Sejauh ini, sekitar 7.000 jenis prangko telah diterbitkan di Korea Utara, dengan sebagian besar dari mereka didedikasikan untuk memuja dan mempromosikan rezim sosialis. Prangko sepertinya dianggap penting di Korea Utara karena mencerminkan apa yang ingin dikatakan dan dipublikasikan oleh negara tersebut. Korea Utara menerbitkan prangko pada acara-acara penting atau ketika perlu mendorong suatu agenda secara aktif. Korea Utara pun telah mendiversifikasi prangko akhir-akhir ini dengan memproduksi prangko tiga dimensi, prangko emas dan bahkan prangko DVD-ROM. Negara ini dikatakan juga menggunakan prangko sebagai cinderamata untuk mendapatkan mata uang asing. 

Prangko memang mencerminkan sejarah, politik dan budaya suatu negara. Menariknya, beberapa prangko di Korea Selatan dan Korea Utara menunjukkan tema atau desain yang sama, seperti Pulau Dokdo dan pertemuan puncak antar-Korea, meskipun kedua belah pihak tidak pernah menyepakati hal itu sebelumnya. Kedua Korea telah terbagi menjadi dua negara selama lebih dari 70 tahun, tetapi sungguh melegakan mengetahui bahwa mereka memiliki perangko serupa yang menyoroti tokoh sejarah yang sama, berkat adanya sejarah bersama.