Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Jumlah Kasus Kumulatif COVID-19 di Korsel Lampaui 10 Juta

2022-03-26

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Jumlah kasus kumulatif COVID-19 di Korea Selatan telah melampaui 10 juta kasus pada Selasa (22/03), 792 hari sejak kasus COVID-19 pertama dikonfirmasi.


Dengan langkah pencegahan penyakit yang sukses, Korea Selatan berhasil mengelola penanganan COVID-19 secara lebih stabil dibandingkan negara-negara maju lainnya di dunia hingga tahun lalu. Namun sejak varian Omicron menjadi varian yang dominan, kasus COVID-19 pada tahun ini melonjak drastis.


Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) pada tanggal 6 Februari mengumumkan angka kumulatif kasus COVID-19 di Korea Selatan telah melampaui satu juta kasus, 748 hari setelah pasien COVID-19 pertama dikonformasi di dalam negeri. Hingga saat itu pun, tingkat penyebaran COVID-19 di Korea Selatan dinilai yang paling lambat di antara beberapa negara maju lain di dunia. Namun, peningkatan jumlah kasus dari satu juta ke 10 juta kasus hanya terjadi dalam satu setengah bulan saja. Mulai 1 Januari hingga 22 Maret, sejumlah 9,306 juta warga Korea Selatan tertular COVID-19. Angka ini mencakup 94 persen dari angka kumulatif kasus. Dilaporkan bahwa 6,802 juta kasus, atau sebesar 68,5 persen dari angka kumulatif kasus, terjadi di bulan Maret.


Di tengah kondisi lonjakan kasus yang sedemikian tinggi, sistem pencegahan penyakit yang diberlakukan saat itu tidak lagi memiliki efek yang diharapkan, sehingga penerapan sistem COVID-19 Pass pun dicabut.


Penyebaran varian Omicron merupakan unsur utama dalam penyebaran COVID-19 yang sangat cepat ini. Dilaporkan bahwa di masa awal lonjakan penyebaran, penggunaan rapid test antigen juga meningkat. Sebagian pihak mengklaim bahwa pelonggaran aturan jaga jarak sosial yang diberlakukan sejak akhir tahun lalu menjadi unsur utama lonjakan jumlah kasus COVID-19 saat ini.


Walaupun tingkat fatalitas varian Omicron rendah, namun jumlah pasien kritis dan angka kematian meningkat akibat banyaknya jumlah orang yang tertular. Pada tanggal 19 dan 20 Maret, jumlah kasus kematian harian di Korea Selatan tercatat sebanyak tiga ratus jiwa, dan merupakan yang tertinggi di antara negara-negara dengan populasi 10 juta jiwa atau lebih. Para pakar mengkhawatirkan kemungkinan lonjakan angka kematian ke depan, sebagaimana dampak peningkatan jumlah kasus harian yang terkonfirmasi pada jumlah pasien kritis dan angka kematian akan terlihat setelah 2 hingga 3 minggu.


Sekitar 20 persen dari total populasi Korea Selatan telah terkena COVID-19. Melihat negara-negara lain yang 20 persen populasinya telah terkena COVID-19, dikatakan bahwa penyebaran COVID-19 di negara-negara tersebut telah mulai berkurang. Berdasarkan hal itu, sebagian pihak berharap pandemi di Korea Selatan juga akan segera berlalu. Namun demikian, otoritas pencegahan penyakit mengatakan bahwa kondisi penyebaran COVID-19 pada minggu depan masih perlu dipantau untuk mengetahui periode puncak pandemi akibat varian Omicron dan perubahan tren penurunan penyebarannya.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >