Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Rasial yang dibuka Jenewa, Swiss pada 16 Agustus lalu selama 2 hari, mendesak Jepang untuk meminta maaf dan memberikan kompensasi kepada korban perbudakan syahwat secara tepat.
Seorang anggota komite tersebut dari AS, Macdougal mengatakan, permintaan maaf dan kompensasi yang diberikan oleh pemerintah Jepang tidak setimpal bagi korban.
Anggota lain dari Belgia juga mengeluarkan penyesalan atas masalah korban perbudakan syahwat yang tidak disebutkan dalam laporan pemerintah Jepang, dan mengatakan kesepakatan yang dicapai pada tahun 2015 lalu antara Korsel dan Jepang dikritik karena tidak terlihat bahwa Jepang mengakui kesalahannya.
Namun demikian duta besar Jepang untuk PBB, Otaka Masato mengulang pendapat yang sudah ada bahwa masalah tersebut sudah selesai dengan kesepakatan antara Korea Selatan dan Jepang pada tahun 2015.
Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Rasial berencana untuk mengeluarkan rekomendasi tertulis kepada Jepang pada 30 Agustus mendatang.