Partai berkuasa dan oposisi menyampaikan pendapat yang berbeda pada Deklarasi Pyongyang 19 September.
Partai berkuasa menghargai tekad kuat Korea Utara untuk mewujudkan denuklirisasi yang disampaikan secara langsung oleh Kim Jong-un dan meminta partai oposisi untuk melakukan kolaborasi.
Partai Demokrasi dan Perdamaian dan Partai Keadilan menilai Deklarasi Pyongyang sebagai bentuk yang lebih maju dari Deklarasi Panmunjeom 27 April, sehingga parlemen harus menyempurnakan kolaborasi untuk mewujudkan perdamaian dua Korea.
Di sisi lain, Partai Kebebasan Korea berpandangan bahwa Korea Utara hanya berniat mengambil keuntungannya tanpa tindak praktis, seperti menyerahkan daftar fasilitas nuklir.
Partai Bareun Mirae menunjukkan apresiasi pada usaha untuk meredakan ketegangan militer tersebut, namun menegaskan bahwa langkah nyata dari Korea Utara adalah sesuatu yang lebih penting.