Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menjelaskan makna denuklirisasi Korea Utara dalam wawancara dengan media Inggris BBC pada hari Jumat (12/10/2018).
Disampaikan bahwa denuklirisasi yang diungkapkan oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un adalah penghentian uji coba rudal dan nuklir di masa depan dan juga pelucutan semua fasilitas dan senjata nuklir yang ada di negaranya. Namun, rincian proses denuklirisasi memerlukan negosiasi antara Korea Utara dan Amerika Serikat, karena Korea Utara meminta adanya timbal balik atas denuklirisasi.
Menurut Presiden Moon, sanksi ekonomi atas Korea Utara dari dunia internasional sangat berpengaruh untuk mengajak Korea Utara ke meja dialog, sehingga sanksi tersebut perlu dipertahankan sampai denuklirisasi yang sempurna.
Ditambahkannya, kerja sama ekonomi antara Korea Selatan dan Utara juga baru dapat berjalan setelah sanksi ekonomi atas Korea Utara dihapus atau sejumlah pengecualian diizinkan. Korea Selatan saat ini baru mempersiapkan lebih awal demi mengantisipasi masa tersebut, agar nantinya kerjasama ekonomi antar-Korea berjalan lancar.
Saat ditanya apakah Presiden Moon, sebagai mantan pengacara HAM, tidak merasa resah saat berjabat tangan dan berpelukan dengan salah satu pemimpin negara yang memiliki catatan HAM paling buruk di dunia, Presiden Moon menjawab bahwa cara yang paling jitu demi menyelesaikan isu HAM di Korea Utara adalah menjadikan Korea Utara negara yang normal dengan membuka pintu terhadap dunia melalui kerjasama antar Korea dan dengan dunia internasional.