Proses pencarian dan penyelamatan (SAR) korban akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia telah dihentikan setelah berjalan sekitar 2 minggu sejak bencana itu terjadi.
Pemerintah Indonesia memutuskan hal tersebut karena adanya potensi penyebaran penyakit ke masyarakat dan sejumlah alasan lainnya. Korban jiwa di daerah tersebut tercatat sebanyak 2.088 orang, serta 680 orang dinyatakan hilang. Namun, media dan penduduk setempat mengatakan bahwa setidaknya 5.000 orang masih berada dalam keadaan hilang.
Menanggapi bencana tersebut, banyak perusahaan dan masyarakat di Korea Selatan menaruh perhatian kepada para korban di Sulawesi Tengah dan mengumpulkan bantuannya.
Termasuk di antaranya adalah perusahaan keuangan termasuk bank, universitas, kalangan agama seperti kuil dan gereja, hingga masyarakat sipil, bahu membahu mengirim bantuan uang atau barang-barang keperluan lainnya ke Indonesia.