Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Politik

Ada Desas-desus Mengenai Ketidaknormalan Hubungan antara Korsel dan AS

Write: 2019-03-25 15:15:08Update: 2019-03-25 17:50:24

Ada Desas-desus Mengenai Ketidaknormalan Hubungan antara Korsel dan AS

Photo : YONHAP News

Setelah gagalnya KTT di Hanoi antara Korea Utara dan AS, terus ada desas-desus mengenai hubungan antara Korea Selatan dan AS yang tidak berjalan lancar, khususnya di bidang kebijakan terhadap Korea Utara. 

Walaupun AS terus mengetatkan sanksi terhadap Korea Utara, Korea Selatan menegaskan kembali tekad untuk membuka kembali Kompleks Industri Gaeseong, pariwisata Gunung Geumgangsan, dll. 

Namun, hal tersebut dianalisa bahwa Korea Selatan dan AS tidak cukup mengatur pernyataan dalam upaya untuk melanjutkan negosiasi denuklirisasi setelah KTT kedua antara Korea Utara dan AS gagal dicapai. 

Desas-desus serupa merupakan akibat dari kesalahan pengumuman dari Cheongwadae mengenai isi telepon antara Presiden Trump dan Presiden Moon Jae-in setelah KTT di Hanoi. 

Presiden Trump meminta kepada Presiden Moon agar dia berupaya untuk menjelaskan 'big deal' dan terus membujuk Kim Jong-un, namun Cheongwadae mengumumkan hal tersebut dengan mengatakan AS meminta peran Seoul sebagai perantara. Dengan kata lain, AS tersinggung karena istilah 'perantara.'

Namun, menurut sejumlah pejabat Kementerian Luar Negeri, masalah serupa terasa tidak serius, karena ada kepercayaan antara Korea Selatan dan AS. Sebuah sumber berita diplomatik mengatakan walaupun pendapat dari Korea Selatan dan AS tidak dapat disamakan 100%, namun penyetaraan pendapat kedua pihak secara lancar tengah diatur di tingkat masing-masing.

Ketua Juru Runding Perdamaian Semenanjung Korea Lee Do-hoon bertemu dengan Perwakilan Khusus Kebijakan terhadap Korea Utara di Kementerian Luar Negeri AS Stephen Biegun pada tgl.6 Maret lalu untuk membahas langkah lanjutan setelah gagalnya KTT di Hanoi. 

Selain itu, kedua pihak sedang mengatur jadwal pertemuan antara Menteri Luar Negeri Korea Selatan dan AS. Apabila pertemuan itu dapat digelar pada bulan Maret ini, desas-desus mengenai hubungan antara dua negara juga dapat dihilangkan.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >