Sebuah lembaga riset Korea Selatan menunjukkan bahwa indikator produktivitas di masa depan sulit dipulihkan dengan cepat, mengingat tren pertumbuhan global yang melambat.
Hal itu dinyatakan dalam laporan berjudul 'Kemerosotan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pasca kriris keuangan global dan prospek jangka panjang' yang dirilis oleh Institut Pengembangan Nasional Korea (KDI) pada hari Kamis (16/5/19).
Menurut laporan tersebut, jika peningkatan produktivitas tenaga kerja di masa depan serupa dengan tingkat pada tahun 2010-an, maka rasio pertumbuhan pada tahun 2020-an diperkirakan akan berada di kisaran 1,5% hingga 1,9%.
Bahkan jika produktivitas ditingkatkan, prediksi pertumbuhan hanya akan tercatat pada kisaran 2% per tahunnya.
Seorang peneliti senior KDI Kwon Kyu-ho mengatakan ekonomi Korea telah mencapai tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 3% dalam periode dari tahun 2011 hingga 2018.
Dia sangat yakin bahwa pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Korea Selatan telah memasuki jalur kemerosotan, bukanlah resesi sementara.
Peneliti Kwon memandang bahwa peningkatan volume pedagangan global akan sulit dipulihkan untuk beberapa waktu mendatang, sehingga produktivitas tenaga kerja dalam ekonomi Korea juga sulit diharapkan untuk meningkat secara cepat.
Dia juga berpendapat bahwa manufaktur Korea Selatan gagal untuk menanggapi perubahan lingkungan eksternal secara tanggap.