Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) antara Korea Selatan (Korsel) dan Inggris ditandatangani untuk menghadapi situasi penarikan Inggris dari Uni Eropa pada akhir bulan Oktober mendatang.
Inggris merupakan negara perdagangan terbesar kedua di Uni Eropa bagi Korea Selatan, dan FTA antara Uni Eropa dan Korea Selatan sedang diberlakukan. Namun, penandatanganan FTA dengan Inggris sendiri berfungsi untuk mencegah dampak perdagangan akibat Brexit.
Ketua Badan Negosiasi Perdagangan Korsel Yoo Myung-hee dan Menteri Perdagangan Internasional Inggris Liam Fox yang mengunjungi Seoul menyatakan penandatanganan FTA antara kedua negara secara resmi pada hari Senin (10/6/19).
Ketua Yoo mengatakan FTA kali ini bermakna untuk melakukan pencegahan awal akibat ketidakpastian Brexit di tengah situasi dimana konflik perdagangan antara AS dan China yang semakin memuncak, kondisi ekspor Korsel yang memburuk akibat stagnasi kondisi ekonomi China, dan sebagainya.
Menteri Fox juga menuturkan penandatanganan FTA kali ini bermanfaat untuk tetap melanjutkan perdagangan antara perusahaan Inggris dan Korsel di masa depan.
Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya Korea Selatan menyatakan penandatanganan kali ini dilaksanakan sebagai perjanjian sementara karena Inggris belum keluar dari Uni Eropa. Pemerintah Seoul akan mengambil langkah lanjutan agar dapat terus menjaga perdagangan yang stabil dalam situasi apapun melalui pemberlakuan FTA antara Korsel dan Inggris.