Korea Utara mengingatkan Amerika Serikat (AS), jika ada pejabat pemerintah yang menganggap Korut sebagai musuh, denuklirisasi Semenanjung Korea tidak akan mudah terwujud. Secara khusus, Korut menyebut nama Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dalam pernyataan mereka.
Dalam pernyataannya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri hari Rabu (26/6/19), Korut bersikeras, jika pejabat pemerintah AS memusuhi Korut, perbaikan hubungan Korut dan AS serta denuklirisasi Semenanjung Korea sulit diharapkan walaupun kedua pemimpin negara tersebut berupaya untuk menciptakan hubungan baru.
Juru Bicara Korut itu mengkritik bahwa Pompeo salah paham, menurutnya sanksilah yang memungkinkan dialog antara Korut dan AS. Sebelumnya, pada tanggal 23 Juni Pompeo sempat mengatakan 80% ekonomi Korut terkena sanksi dan hal itu harus diingat.
Juru bicara itu menambahkan bahwa pernyataan Pompeo itu termasuk perseteruan puncak dan melawan kesepakatan bersama yang diambil pada KTT Korut-AS di Singpura.
Korut mengklaim bahwa AS masih mencoba menundukkan Korut dengan sanksi, tetapi negerinya tidak terobsesi pada penghapusan sanksi.
Selain untuk melemahkan semangat AS di tengah kemungkinan adanya pertemuan bilateral, komentar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korut dianalisis sebagai permintaan kepada AS untuk mengganti juru bicara dalam perundingan denuklirisasi.