Korea Utara pada hari Kamis (22/8/19) mengutarakan tidak ada niatannya dalam perundingan denuklirisasi, apabila Korea Selatan dan Amerika Serikat(AS) tetap mempertahankan tindakan permusuhan dengan Pyongyang.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa Pyongyang tetap tidak mengubah posisinya untuk menyelesaikan semua masalah dengan cara damai melalui dialog dan negosiasi. Namun dialog yang disertai dengan ancaman militer tidak menarik bagi mereka.
Dengan menjelaskan rencana penyebaran senjata baru Korea Selatan seperti jet tempur F-35A sebagai pelanggaran perjanjian antar-Korea, juru bicara itu mengulangi klaim Korea Utara sebelumnya bahwa langkah tersebut adalah "provokasi serius."
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa kelanjutan aksi militer oleh Korea Selatan dan AS melemahkan momentum untuk membangun perdamaian yang permanen di Semenanjung Korea.
Dia juga menambahkan bahwa permusuhan militer tersebut membuat Korea Utara mempertimbangkan kembali kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan pencegahannya.