Korea Selatan memenangkan kebanyakan gugatan dengan Jepang mengenai katup pneumatik di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Badan Banding WTO dalam sebuah laporannya yang diumumkan pada hari Selasa (10/9/19) waktu setempat, memutuskan bahwa Korea Selatan tidak melanggar perjanjian WTO dalam menerapkan bea masuk pada katup pneumatik buatan Jepang.

Dengan demikian, kebanyakan keputusan dari Badan Penyelesaian Sengketa (DSB) WTO sebelumnya dapat dipertahankan.

DSB telah memutuskan bahwa Korea Selatan memenangkan 8 dari 9 sengketa terkait masalah katup pneumatik tersebut. Sengketa yang diakibatkan oleh dumping semata yang kalah terhadap Jepang.

Badan Banding WTO mempertahankan keputusan DSB yang memenangkan 7 dari 9 sengketa untuk Korea Selatan, namun memihak Jepang tentang efek harga.

Akan tetapi, masalah dumping yang dimemenangkan Jepang berdasarkan keputusan DSB, pada akhirnya diputuskan oleh Badan Banding WTO bahwa Korea Selatan yang menang terhadap gugatan tersebut.

Badan Banding WTO hanya terus mempertahankan keputusan DSB untuk memenangkan Jepang dalam 2 dari 4 sengketa terkait proses.

Laporan Badan Banding WTO tersebut pada dasarnya merupakan keputusan akhir tentang sengketa katup pneumatik buatan Jepang dan akan ditetapkan dalam waktu 30 hari melalui proses pengadopsian DSB.

Pada tahun 2015 lalu, Korea Selatan memutuskan untuk menaikkan bea masuk terhadap katup pneumatik Jepang sebanyak 11,66-22,77 persen dalam 5 tahun kedepan.

Kemudian Jepang menggugat Korea Selatan ke WTO pada tahun 2016, karena keputusan itu dirasa melanggar perjanjian WTO. Lalu DSB memutuskan kemenangan Korea Selatan dalam gugatan itu pada April 2018 lalu.