Pemerintah Korea Selatan akan mengadakan pertemuan darurat untuk memeriksa pasokan minyak mentah setelah serangan drone pada fasilitas minyak utama di Arab Saudi, pekan lalu.
 
Menurut seorang pejabat di Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya Korea Selatan, pertemuan darurat dijadwalkan pada hari Senin (16/9/19) sore untuk memeriksa pasokan minyak negara dan berbagai tindakan terkait.
 
Pejabat itu mengatakan bahwa perusahaan minyak Korea Selatan tidak terkena dampak langsung dari serangan itu, karena pelabuhan tempat mereka menerima minyak Saudi berada agak jauh dari tempat terjadinya serangan itu.
 
Pejabat itu menambahkan bahwa pemerintah Korea Selatan saat ini sedang memantau situasi secara keseluruhan, dan harga minyak global tampaknya akan stabil kembali setelah lonjakan tajam segera setelah serangan.
 
Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar di dunia, menghadapi gangguan produksi karena dua fasilitas utamanya dirusak oleh serangan drone pada hari Sabtu (14/9/19) waktu setempat.
 
Pemberontak Houthi yang berpihak pada Iran di Yaman, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
 
Korea Selatan mengutuk serangan itu dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut merusak stabilitas regional dan keamanan energi di seluruh dunia.