Pulau Jeodo di provinsi Gyeongsang Selatan akan dibuka kepada masyarakat umum mulai hari Selasa (17/9/19). Pembukaan ini terjadi untuk pertama kalinya dalam waktu 47 tahun, sejak pulau tersebut ditetapkan sebagai tempat peristirahatan presiden Korea Selatan pada tahun 1972.
Pulau itu sebelumnya digunakan sebagai pangkalan militer di masa penjajahan Jepang dan kemudian ditetapkan sebagai tempat peristirahatan presiden yang dibatasi aksesnya untuk publik.
Sebagai janji dalam kampanye pemilihan presiden sebelumnya, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in pada bulan Juli lalu, telah mengulangi komitmennya untuk membuka Pulau Jeodo tersebut bagi publik.
Kecuali rumah peristirahatan presiden dan fasilitas militer, para peloncong yang masuk ke Pulau Jeodo dengan menaiki sebuah kapal pesiar khusus, dapat mengelilingi sebagian besar penjuru pulau, termasuk jalan yang dikelilingi pohon pinus dan kamelia sepanjang dua kilometer.
Kapal pesiar ke Pulau Jeodo akan dioperasikan dua kali sehari dalam lima hari seminggu dan jumlah pelancong per harinya dibatasi sebanyak 600 orang.
Pihak pemerintah Korea Selatan berencana akan membuka pulau itu secara menyeluruh, setelah periode uji coba pembukaan berakhir pada bulan September tahun depan.