Gubernur Bank Sentral Korea (BOK), Lee Ju-yeol mengatakan pada hari Kamis (19/9/19) bahwa penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) yang terbaru, secara luas telah diharapkan di pasar dan mungkin telah meleluasakan negara-negara lain dalam operasi kebijakan moneternya.
Bank Sentral AS, The Fed, pada hari Rabu (18/9/19) memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, ke kisaran target 1,75 persen hingga dua persen, dan merupakan penurunan suku bunga yang kedua kalinya dalam waktu dua bulan.
Kepala BOK mengatakan kepada wartawan bahwa dengan The Fed mengurangi suku bunga acuannya, hal tersebut sedikit menghilangkan beban bagi negara-negara lain dalam menerapkan kebijakan moneter mereka sendiri.
Kepala BOK menilai bahwa The Fed tidak mengesampingkan pemotongan tambahan karena mereka mengisyaratkan bahwa mereka akan mengambil tindakan yang tepat ketika diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi saat ini.
Lee mengatakan bahwa ketika memutuskan suku bunga acuan, bank sentral mempertimbangkan beragam faktor, tetapi saat ini faktor yang paling penting adalah risiko eksternal.
Dia mengatakan, BOK akan membuat keputusannya setelah mempertimbangkan berbagai risiko, terutama sengketa perdagangan AS-China dan situasi di Timur Tengah, terhadap perkembangan dan dampaknya untuk Korea Selatan.