Serikat Pekerja Kereta Api Korea mengadakan mogok tiga hari pada hari Jumat (11/10/19) untuk mendesak tuntutan mereka demi kenaikan gaji dan kondisi kerja yang lebih baik.
Serikat pekerja tersebut memulai pemogokan 72 jam pada jam 09:00 waktu Korea, dengan mengatakan bahwa Perusahaan Kereta Api Korea (KORAIL) telah setuju pada tahun lalu untuk menormalisasi gaji, mengurangi jam kerja dan meningkatkan jumlah pekerja yang bertanggung jawab atas pekerjaan terkait keselamatan, tetapi belum memenuhi janji-janji itu.
Serikat pekerja juga meminta pemerintah Korea Selatan untuk menepati janji untuk mengkonsolidasikan dua layanan kereta api berkecepatan tinggi Korea, KTX dan SRT, menjadi satu operasi. Mereka berencana mengadakan rapat umum pada hari Jumat sore untuk mendesak KORAIL dan pemerintah Korea Selatan untuk segera menerapkan konsolidasi.
Kementerian Pertanahan dan Transportasi Korea Selatan berencana untuk mengirim pekerja pengganti dan menyediakan sarana transportasi alternatif seperti bus antar kota.
Kementerian tersebut mengatakan kereta komuter akan tetap beroperasi di tingkat yang normal atau sedikit kurang dari biasanya.
Namun, pihaknya memperkirakan tingkat operasi untuk KTX akan menjadi 72,4 persen, sementara kereta penumpang Saemaeul dan Mugunghwa yang lebih lambat diperkirakan mencapai 60 persen. Tingkat operasi untuk kereta barang kemungkinan akan turun menjadi 36,8 persen.
Kereta SRT akan mempertahankan operasi normal karena pekerja tidak akan melakukan mogok kerja.