Korea Utara mengkritik Amerika Serikat (AS) bahwa negaranya tidak merasa perlu untuk menahan diri lagi, jika AS tidak akan menghentikan pelaksanaan latihan militer gabungan dengan Korea Selatan.
Korea Utara mengeluarkan peringatan tersebut pada hari Rabu (13/11/19), dalam sebuah pernyataan oleh Juru Bicara Komisi Urusan Negara. Jarang bagi komisi itu untuk mengeluarkan pernyataan.
Pernyataan itu mengungkapkan bahwa latihan yang direncanakan akan melanggar perjanjian antara Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan Presiden AS, Donald Trump.
Dikatakan bahwa Korea Utara, tanpa "diberi apa-apa," telah memberikan hal-hal yang dapat dibanggakan oleh Presiden Trump, namun pihak AS belum mengambil langkah yang sesuai, dan sebaliknya hanya meninggalkan rasa terkhianati.
Pernyataan itu menambahkan bahwa itu adalah hak bela diri untuk membalas setiap tindakan yang mengancam kedaulatan dan keamanan negaranya.
Korea Utara juga memperingatkan bahwa jika upaya diplomatik seperti saat ini tidak berubah, maka situasi diplomatik seputar Semenanjung Korea berpotensi akan kembali ke titik semula.