Para korban perbudakan syahwat oleh militer Jepang di masa perang yang berasal dari Filipina dan Korea Selatan berkomitmen untuk berjuang bersama hingga Jepang meminta maaf secara jujur.
Dua korban asal Filipina sempat berpartisipasi dalam Unjuk Rasa Hari Rabu ke-1414 untuk menyelesaikan masalah wanita perbudakan syahwat yang berlangsung pada hari Rabu (20/11/19) di depan gedung Kedutaan Besar Jepang untuk Seoul.
Mereka berdua yang pertama kali mengikuti unjuk rasa hari Rabu di Seoul, mendesak pemerintah Jepang untuk meminta maaf kepada para korban perbudakan syahwat.
Sebuah kelompok untuk membantu korban tersebut di Filipina juga ikut serta dalam unjuk rasa, untuk menyerukan tragedi kejam yang dilakukan oleh militer Jepang ke seluruh dunia.