Seorang nenek korban perbudakan syahwat, Lee Yong-soo menggelar jumpa pers kedua pada hari Senin (25/05/20) kemarin dan mengkritik dengan tajam kelompok yang dikenal dengan nama, Solidaritas Keadilan dan Peringatan untuk Masalah Perbudakan Syahwat Militer Jepang.
Dia mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui kegiatan pengumpulan dana oleh kelompok tersebut. Ditambahkan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh wanita perbudakan syahwat yang diseret ke pabrik dan pangkalan militer sangatlah berbeda dengan klaim kelompok tersebut, sehingga kelompok itu hanya memanfaatkan para korban untuk mengumpulkan dana.
Nenek Lee juga mengkritik anggota parlemen Yoon Mi-hyang yang pernah menjabat sebagai mantan kepala kelompok tersebut sebagai pengkhianat, dan menyatakan bahwa segala tuduhan terhadap Yoon harus diperiksa oleh kejaksaan.
Dia juga mengatakan bahwa Jepang harus memberikan kompensasi dan permintaan maaf. Seluruh siswa di Korea Selatan dan Jepang juga harus mendapat pendidikan sejarah yang benar.