Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Ekonomi

Ekspor Korsel Akan Terdampak dari Konflik AS-China Terkait RUU Keamanan Nasional Hong Kong

Write: 2020-05-29 15:47:33Update: 2020-05-29 17:00:15

Ekspor Korsel Akan Terdampak dari Konflik AS-China Terkait RUU Keamanan Nasional Hong Kong

Photo : YONHAP News

Asosiasi Perdagangan Internasional Korea Selatan (Korea International Trade Association, KITA) pada hari Jumat (29/05/20) memperkirakan ekspor Korea Selatan akan terdampak dari konflik antara Amerika Serikat (AS) dan China terkait rancangan undang-undang (RUU) Keamanan Nasional Hong Kong karena Korea Selatan menggunakan Hong Kong sebagai basis perdagangan perantara.

UU Keamanan Nasional Hong Kong yang akan menghukum siapapun yang menentang otoritas Beijing di wilayah tersebut telah disetujui dalam Sidang Umum Kongres Rakyat Nasional China pada hari Kamis (28/05/20). 

Sementara itu, AS mengecam pihaknya akan mencabut status istimewa Hong Kong jika China menetapkan RUU kontroversial tersebut. AS mengakui status istimewa Hong Kong terpisah dari China dengan menetapkan UU Hong Kong pada tahun 1992.

Tindakan AS itu berperan penting dalam perkembangan Hong Kong sebagai hub perbankan dan logistik yang mewakili Asia.

Menurut KITA, jika Hong Kong kehilangan status istimewa tersebut, negara itu harus membebani bea cukai tambahan sebanyak 25 persen seperti China dan akan banyak jumlah modal asing yang keluar dari negara itu.

Hong Kong adalah negara ekspor keempat bagi Korea Selatan. Sebanyak 114 persen dari produk Korea Selatan yang diekspor ke Hong Kong kembali diekspor ke negara ketiga dan 98 persen di antaranya ke China.

Karena kemudahan sebagai hub perbankan, perdagangan, dan logistik internasional, Korea Selatan memanfaatkan Hong Kong sebagai basis perdagangan perantara.

KITA memperkirakan, jika AS mencabut status istimewa Hong Kong dan menerapkan bea cukai yang setara dengan China, ekspor Hong Kong ke AS akan mengalami dampak buruk. Namun pengaruhnya pada ekspor Korea Selatan ke Hong Kong masih terbatas karena ekspor produk Korea Selatan yang diekspor kembali ke AS hanya mencapai 1,7 persen.

Namun, ekspor Korea untuk jangka pendek dapat menjadi sulit jika Hong Kong tidak dapat dimanfaatkan sebagai basis perdagangan perantara karena AS memperketat sanksi terhadap Hong Kong.

Sebaliknya, KITA menyatakan jika ekspor Korea Selatan ke AS melalui Hong Kong ditutup karena konflik antara AS dan China, ekspor perusahaan Korea Selatan ke AS dapat memiliki daya saing yang relatif tinggi dan pangsa pasar perusahaan Korea Selatan dapat meningkat di pasar peralatan ponsel pintar dan telekomunikasi yang tengah bersaing ketat dengan China saat ini.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >