Aksi demonstrasi di Amerika Serikat (AS) akibat kematian pria Afrika-Amerika, George Floyd semakin memanas.
Di Minneapolis unjuk rasa semakin merajalela hingga berkembang menjadi penjarahan.
Toko-toko pakaian yang dimiliki warga Korea Selatan di wilayah setempat juga ikut dijarah.
Di Koreatown di Los Angeles (LA), lima unit usaha milik warga Korea Selatan dijarah dalam satu malam.
Dengan demikian, sekitar 70 unit usaha warga Korea Selatan di seluruh AS mengalami kerugian.
Oleh karena itu, Konsulat Jenderal Korea Selatan dan Asosiasi Warga Korea Selatan di LA mengoperasikan sistem penanggulangan darurat.
Mereka meminta otoritas setempat untuk menempatkan pasukan pertahanan dan polisi.
Namun, kebanyakan warga Korea Selatan di sana tidak dapat merasa tenang dan mengkhawatirkan kemungkinan merebaknya unjuk rasa ini seperti kerusuhan LA tahun 1992.