Pemerintah Korea Selatan telah memutuskan rancangan anggaran tambahan ketiga untuk tahun 2020 dalam rapat kabinet pada hari Rabu (03/06/20).

Penyusunan anggaran tambahan ketiga dalam satu tahun ini merupakan kali pertama dalam 48 tahun sejak tahun 1972.

Volumenya juga yang paling banyak, yakni sebesar 35,3 triliun won dan melampaui jumlah anggaran tambahan pada tahun 2009 saat krisis finansial global.

Rancangan anggaran tambahan ketiga itu memuat semua kebijakan utama yang dikemukakan pemerintah Korea Selatan untuk mengatasi COVID-19.

Sebagai rinciannya, 5,1 triliun won disediakan untuk proyek infrastruktur “New Deal Gaya Korea”, 8,9 triliun won untuk perekrutan, dan 500 juta won untuk proyek peningkatan kesejahteraan bagi kalangan masyarakat lemah dan berpenghasilan rendah.

Pemerintah Korea Selatan mengalokasikan 3,7 triliun won untuk ekonomi domestik, ekspor, dan pengaktifan ekonomi daerah, serta 2,5 triliun won untuk menumbuhkan industri pencegahan penularan penyakit dan penanggulangan bencana.

Pemerintah Korea Selatan memperkirakan pendapatan pajak berkurang sehingga akan mengalokasikan dana sebesar 11,4 triliun won untuk memenuhi kekurangan tersebut.

Dengan stimulus ketiga itu, utang negara Korea Selatan mencapai 840,2 triliun won dan rasio utang negara berbanding produk domestik bruto menjadi 43,5 persen, naik 2,2 persen poin dibandingkan stimulus kedua.

Wakil Perdana Menteri Urusan Perekonomian Korea Selatan, Hong Nam-ki menyatakan pihaknya mengajukan rancangan anggaran tambahan ketiga itu ke Majelis Nasional pada hari Kamis (04/06/20) besok dan akan membelanjakan 75 persennya dalam waktu tiga bulan jika rancangan itu diloloskan.