Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Politik

Cheongwadae Bantah Isi Buku "Rage" Karya Bob Woodward

Write: 2020-09-15 15:13:54Update: 2020-09-15 15:59:47

Cheongwadae Bantah Isi Buku

Photo : YONHAP News

Sehubungan dengan berita media yang mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS) pernah mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir ke Korea Utara pada tahun 2017 lalu, Kantor Kepresidenan Korea Selatan Cheongwadae menyatakan bahwa penggunaan senjata di Semenanjung Korea tidak boleh dilaksanakan tanpa izin dari Korea Selatan. 

Harian Korea Selatan, Donga Ilbo sebelumnya melaporkan bahwa pihaknya memperoleh isi buku baru Bob Woodward berjudul, "Rage" dan tertulis bahwa AS pernah mempertimbangkan operasi perang terhadap Korea Utara, termasuk penggunaan 80 senjata nuklir. 

Seorang pejabat utama Cheongwadae menyatakan dalam pertemuan dengan para wartawan pada hari Senin (14/09/20) bahwa Cheongwadae tidak pantas untuk mengomentari isi tulisan jurnalis luar negeri dan pihaknya memberikan penjelasan mengenai isi buku tersebut karena muncul kekhawatiran di tengah masyarakat.

Menurut pejabat tersebut, buku "Rage" menyinggung kenyataan bahwa situasi pada bulan Juli-September 2017 sangatlah berbahaya. Deklarasi Berlin yang diumumkan oleh Presiden Moon pada tanggal 6 Juli 2017 lalu adalah cara untuk mengatasi krisis perang dan sebulan kemudian, dia kembali menyatakan bahwa perang tidak boleh terjadi di Semenanjung Korea. 

Pada waktu itu, Presiden Moon menekankan bahwa tindakan militer di Semenanjung Korea hanya boleh ditetapkan oleh Korea Selatan dan tidak ada pihak mana pun yang dapat menetapkan tindakan militer tanpa izin dari Korea Selatan. Ditekankan bahwa penggunaan senjata nuklir tidak termasuk dalam operasi perang dan tidak boleh dilakukan di Semenanjung Korea tanpa izin dari Korea Selatan. 

Dalam pidato Majelis Umum PBB pada bulan September tahun itu, Presiden Moon menyatakan tekadnya untuk mengundang Korea Utara ke Olimpiade Musim Dingin PyeongChang karena dia juga tidak berharap rezim Korea Utara runtuh. Hasilnya, olimpiade itu cukup berperan sebagai jembatan perdamaian antara dua Korea dan antara Korea Utara dan AS. 

Ditambahkan bahwa meskipun saat ini hubungan antara Korea Utara dan AS tengah menghadapi jalan buntu, Korea Selatan terus melanjutkan upaya untuk mencapai perdamaian di Semenanjung Korea.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >