Sehari sebelum peringatan dua tahun tercapainya Deklarasi Pyongyang, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in tengah memikirkan solusi untuk mengembangkan hubungan antar-Korea yang tengah mandek.

Dengan mempertimbangkan masa jabatan Presiden Moon yang tersisa dan kondisi hubungan Korea Utara dan Amerika Serikat (AS) setelah pemilihan presiden AS pada bulan November mendatang, Presiden Moon dianalisis harus mengambil tindakan terakhirnya.

Dunia politik Korea Selatan mengemukakan rencana untuk memperkuat kolaborasi pencegahan penyakit dan meminta dukungan dari masyarakat internasional untuk perdamaian Semenanjung Korea. Moon juga diperkirakan tengah memikirkannya dengan positif.

Kantor Kepresidenan Korea Selatan Cheongwadae memerhatikan bahwa kolaborasi kesehatan dapat mendorong kerja sama antar-Korea karena Korea Utara tengah menderita akibat flu babi Afrika dan COVID-19.

Jika suasana kerja sama dapat dibangun, beberapa proyek kolaborasi yang telah direncanakan seperti proyek penyambungan jalur kereta api dan pariwisata dapat dijalankan dan akhirnya pembicaraan antara dua Korea dapat dilakukan.

Di tengah berbagai kemungkinan tersebut, Moon tampaknya berupaya untuk mengambil peran sebagai pendorong dalam dialog antara Korea Utara dan AS.

Melalui pidatonya dalam Sidang Umum PBB ke-75 yang diadakan tanggal 23 September, Moon akan meminta perhatian dan dukungan masyarakat global untuk mewujudkan pedamaian di Semenanjung Korea.