Utusan Khusus Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Iran dan Venezuela, Elliott Abrams menyatakan pada hari Senin (21/09/20) waktu setempat, bahwa pihaknya memprihatinkan kerja sama antara Iran dan Korea Utara dalam hal pengembangan misil dan akan berusaha melakukan segala hal untuk mencegah kerja sama tersebut.
Pernyataan Abrams dikeluarkan setelah pemerintah AS kembali memperbarui sanksi Dewan Keamanan (DK) PBB terhadap nuklir, rudal balistik, dan senjata tradisional Iran.
Presiden AS, Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang membatasi aset dan kepentingan orang-orang yang menyuguhkan teknologi atau menjual senjata tradisional kepada Iran.
Setelah itu, pemerintah AS kembali mengenakan sanksi baru terhadap 27 lembaga dan individu, serta menerapkan langkah pembatasan ekspor.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS mempermasalahkan seorang warga negara Iran yang berperan penting untuk kerja sama misil antara Iran dan Korea Utara.
Pernyataan tersebut ditafsirkan sebagai peringatan yang ditujukan kepada kedua negara, namun Iran membantah dugaan tersebut dengan kuat.