Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat (AS) Urusan Pengendalian Senjata, Marshall Billingslea mengunjungi Korea Selatan pada hari Senin (28/09/20) dan menekankan pentingnya kerja sama dengan Korea Selatan akibat ancaman dari peningkatan senjata nuklir China.
Dia membahas langkah kerja sama antara Korea Selatan dan AS di bidang pelucutan senjata dan non-proliferasi bersama Koordinator Diplomasi Multilateral Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Ham Sang-wook.
Billingslea menyebut China sebagai "
nuclear bully" dalam wawancara dengan media yang diadakan setelah pembahasan tersebut. Menurutnya, China telah mengembangkan dan menempatkan lebih dari seribu unit rudal balistik dan rudal jelajah selama 30 tahun terakhir.
Pada Agustus tahun lalu, AS menarik diri dari Traktat Angkatan Nuklir Jangka Menengah (Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty, Traktat INF) dengan mempermasalahkan pelanggaran Rusia.
Setelah itu, AS pernah mengatakan akan menempatkan misil jangka menengah di Asia sehingga Korea Selatan juga dibicarakan sebagai calon negara yang akan ditempatkan, sehingga China melontarkan protes keras terkait hal tersebut.
Penempatan misil jarak menengah tidak dibahas dalam kesempatan kali ini. Namun, perang urat saraf antara AS dan China diperkirakan akan semakin memanas setelah Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengunjungi Korea Selatan pada bulan depan.