Pemerintah Korea Selatan menyatakan pihaknya akan mengambil keputusan tentang revisi aturan jaga jarak sosial sekitar hari Jumat (29/01/21) yang akan datang.

Aturan jaga jarak sosial di Korea Selatan akan berlaku hingga tanggal 31 Januari, namun pemerintah tengah mempertimbangkan untuk meneruskan larangan berkumpul lebih dari lima orang dan pembatasan operasi berbagai fasilitas yang digunakan oleh banyak orang. 

Beberapa batasan yang sebelumnya diberlakukan terhadap beberapa fasilitas seperti kafe, karaoke, dan fasilitas kebugaran dalam ruangan telah dilonggarkan selama satu minggu, namun otoritas kesehatan menyatakan masih terlalu dini untuk menilai dampak dari pelonggaran tersebut terhadap penyebaran COVID-19. 

Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun menyatakan bahwa muncul 120 kasus COVID-19 dari klaster sebuah fasilitas pendidikan non-formal untuk melatih para misionaris di kota Daejeon dan 93 persen dari antara mereka yang makan dan tidur bersama di fasilitas tersebut telah dikonfirmasi positif.

PM Chung menyatakan kekhawatirannya karena sekitar 20 unit fasilitas serupa tengah beroperasi di seluruh penjuru negeri Korea Selatan. 

Sementara itu, otoritas kesehatan menyatakan vaksinasi COVID-19 telah dilakukan di luar negeri sejak 50 hari yang lalu, namun varian baru COVID-19 yang lebih kuat terus ditemukan. 

Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (Korea Disease Control and Prevention Agency, KDCA) menyatakan bahwa pihaknya akan menyelesaikan vaksinasi untuk 70 persen masyarakat hingga bulan September dan menargetkan imunitas kelompok hingga bulan November.