Kantor berita Inggris, Reuters dan kantor berita Prancis, AFP memberitakan bahwa perusahaan farmasi AstraZeneca hanya dapat menyediakan setengah dari jumlah vaksin COVID-19 buatannya yang telah dijanjikan dengan Uni Eropa untuk semester kedua tahun ini.

Jaringan distribusi AstraZeneca untuk Uni Eropa tidak sanggup untuk menyediakan 180 juta dosis yang telah dijanjikan untuk semester kedua tahun ini.

Juru bicara AstraZeneca menyampaikan bahwa pihaknya berusaha untuk memenuhi kekurangan vaksin untuk Uni Eropa dari jaringan distribusi di luar Uni Eropa.

Reuters menganalis bahwa target Komisi Uni Eropa untuk menyelesaikan vaksinasi bagi 70 persen penduduk dewasanya hingga musim panas akan bermasalah jika muncul masalah dalam distribusi vaksin pada semester pertama dan kedua tahun ini.

Juru bicara Komisi Uni Eropa menerangkan, jika vaksin dari perusahaan farmasi lainnya dapat menyediakan vaksinnya sesuai dengan kontrak, maka target vaksinasi Uni Eropa dapat tercapai.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat Eropa menyatakan pihaknya telah mulai memeriksa efek Regkirona, obat COVID-19 yang dikembangkan perusahaan farmasi Korea Selatan, Celltrion.