Media global melaporkan kritik terhadap profesor sekolah hukum Universitas Harvard John Mark Ramseyer.
Pada hari Senin (08/03/21) waktu setempat, Harian Inggris The Guardian melaporkan situasi yang dipicu oleh makalah profesor Ramseyer yang menyebutkan wanita perbudakan syahwat sebagai wanita penghibur sukarela.
Ditambahkan pula, para ilmuwan terkemuka di dunia mengkritik isi makalah tersebut sehingga mengusulkan kecurigaan terhadap kebenaran penelitian Ramseyer.
Harian lain di Inggris, The Independent juga menyatakan bahwa makalah Ramseyer dikritik karena bukti dan kesaksian yang sangat kurang.
Di Amerika Serikat, Associated Press menyatakan bahwa makalah Ramseyer memperburuk kontroversi politik antara Korea Selatan dan Jepang. Menurutnya, Korea Selatan meminta kompensasi dan permintaan maaf kepada Jepang, namun pemimpin Jepang menyangkal adanya pemaksaan terhadap wanita perbudakan syahwat.
Pada hari yang sama, Fox News memuat artikel dari Perwakilan DPR AS, Michelle Steel yang dibuat menyambut Hari Perempuan Internasional. Dia mendesak anggota Kongres untuk mengecam makalah Ramseyer.
Pada tanggal 26 Februari lalu, New York Times dan majalah mingguan The New Yorker juga melaporkan kontroversi terkait makalah Ramseyer.