Badan Pengawas Obat Uni Eropa (EMA) mengatakan pada Selasa (20/04) bahwa pihaknya menemukan sebuah kemungkinan keterkaitan antara vaksin COVID-19 Johnson and Johnson dengan pembekuan darah langka, namun tetap mempertahankan pendapatnya bahwa keuntungan vaksin tersebut lebih besar dibandingkan risikonya.
Dalam sebuah pernyataan, EMA mengatakan komite keamanannya menyimpulkan sebuah peringatan atas pembukuan darah yang tidak biasa dengan trombosit darah rendah harus ditambahkan dalam informasi produk vaksin tersebut, setelah dilakukannya analisis atas semua bukti-bukti 'yang tersedia', termasuk delapan kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, AS menghentikan penggunaan vaksin tersebut setelah satu orang meninggal dunia akibat pembekuan darah setelah menerima suntikan vaksin, sementara satu orang lainnya dirawat di rumah sakit. Lebih dari tujuh juta orang telah divaksinasi dengan vaksin Johnson and Johnson di AS.
EMA menekankan bahwa pembekuan darah tersebut jarang terjadi, dan kembali menyatakan pendapatnya bahwa keuntungan vaksin tersebut untuk menghentikan virus lebih tinggi dibandingkan risiko dampak buruknya.
EMA membuat kesimpulan serupa sebelumnya mengenai kemungkinan hubungan vaksin AstraZeneca dan pembekuan darah yang jarang terjadi.