Kendaraan Peluncur Roket Luar Angkasa Model Korea -2 (KSLV-2), yang juga dikenal sebagai "Nuri," ditampilkan ke publik secara spektakuler pada hari Selasa (02/06) untuk pertama kalinya, 11 tahun sejak pengembangan roket pertama yang diproduksi Korea Selatan.

Roket Nuri diangkut ke landasan peluncuran sejauh sekitar 70 menit atau 1,8 kilometer, dan diberdirikan di landasan tersebut. 

Kedepannya, roket Nuri akan diuji melalui 7 tahap pengujian selama satu bulan, termasuk pemeriksaan fungsional sistem suplai propulsi, pemasangan propelan, pemisahan perangkat pasang proyektil dan lain sebagainya. 

Dibandingkan dengan roket Naro yang diluncurkan pada tahun 2013, panjang dan berat model ini telah meningkat sekitar 1,4 kali lipat, bahkan berat muatan yang merupakan elemen terpenting untuk membawa satelit, telah meningkat sebanyak 15 kali lipat. 

Tujuan pengembangan roket ini adalah untuk memuat satelit dan meluncurkannya hingga 800 kilometer dari atas tanah ke orbit Bumi.

Sejak tahun 2010, proyek pengembangan Roket Nuri dilakukan dengan melibatkan sekitar 300 unit perusahaan dalam negeri Korea Selatan dan menelan biaya senilai 2 triliun won. 

Kepala tim proyek pengembangan Roket Nuri di Institut Penelitian Luar Angkasa Korea (KARI), Goh Jeong-hwan, mengatakan mesin roket cair untuk pertama kalinya dirancang, diproduksi, dan diuji di dalam negeri. 

Ditambahkannya, makna terbesar dari proyek ini adalah Korea Selatan telah mengamankan kemampuan membuat kendaraan peluncur roket luar angkasa dengan teknologi sendiri. 

Apabila rencana peluncuran roket Nuri berhasil dilakukan pada bulan Oktober, maka Korea Selatan akan menjadi negara ketujuh di dunia yang memiliki kendaraan peluncur dengan mesin roket cair berukuran menengah - besar. 

Roket Nuri rencananya akan diluncurkan ke luar angkasa dengan membawa 9 satliet pada tahun 2026 yang akan datang.