Menanggapi adanya peluncuran rudal jelajah jarak jauh Korea Utara, Gedung Putih Amerika Serikat menyatakan bahwa pihaknya tetap menjaga langkah diplomasi terhadap Korea Utara. 
 
Wakil Juru Bicara Gedung Putih, KarineJean-Pierre, menyatakan pada Senin (13/09) waktu setempat, bahwa pihaknya siap terlibat dengan Korea Utara untuk mencapai denuklirisasi total di Semenanjung Korea. Karine menambahkan bahwa usulan pertemuan dengan Korea Utara tanpa adanya persyaratan tetap masih berlaku. 
 
Karine Jeanp-Pierre mengatakan "Posisi AS terhadap Korea Utara tidak berubah dan AS masih siap untuk berhubungan dengan Korea Utara. Upaya diplomasi AS terhadap Korea Utara pun tidak berubah."
 
Pernyataan AS terkait peluncuran rudal jelajah jarak jauh Korea Utara telah diumumkan atas nama Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat (USINDOPACOM). 
 
Karena peluncuran tersebut dianggap tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, sehingga peluang untuk berdialog dengan Korea Utara tetap terbuka. 
 
Pemerintah Korea Selatan menekankan kembali pentingnya upaya pembukaan dialog dengan Korea Utara untuk memecahkan masalah yang akan dilakukan dalam waktu dekat. 
 
Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Chung Eui-yong, mengatakan "Dimulainya kembali aktivitas misil dan nuklir Korea Utara menunjukkan bahwa dialog dan upaya diplomasi dengan Korea Utara harus segera dimulai."
 
Sementara itu, pembahasan antara Korea Selatan, AS, dan Jepang serta pembahasan antara Korea Selatan dan China akan digelar berturut-turut pada hari Selasa (14/9) dan Rabu (15/9). 
 
Pesan terhadap Korea Utara oleh Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, yang berkunjung ke Korea Selatan pada hari Selasa ini juga patut diperhatikan. 
 
Diperkirakan pembahasan mengenai upaya memulai dialog dengan Korea Utara, langkah dukungan kemanusiaan, langkah terkait aktivitas nuklir Korea Utara, dan masalah lainnya yang terkait akan dibahas pada pertemuan tersebut.