Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi menyatakan penyesalan atas perintah penjualan aset Mitsubishi Heavy Industries di Korea Selatan oleh pengadilan Korea Selatan untuk kompensasi bagi korban kerja paksa warga Korea oleh Jepang di masa penjajahan Jepang pada hari Selasa (28/09).

Menurut Motegi, dia telah terus menyerukan kepada Korea Selatan bahwa penjualan aset perusahaan Jepang di Korea Selatan akan menyebabkan situasi yang serius dalam hubungan kedua negara, sehingga hal tersebut harus dicegah.

Ditambahkan pula, dia telah menyampaikan protes keras melalui saluran diplomasi, dan memanggil pejabat Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Jepang pada hari Selasa (28/09) pagi untuk mengambil langkah lanjutan. 

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato juga menyatakan penyesalan atas hal tersebut dalam jumpa pers hari Selasa (28/09).

Sebelumnya, seorang hakim di Pengadilan Distrik Daejeon Korea Selatan mengeluarkan keputusan untuk menjual merek dagang dan hak paten Mitsubishi Heavy Inidustris di Korea Selatan yang belum membayar kompensasi kepada para korban kerja paksa.

Keputusan pengadilan untuk pembayaran kompensasi dengan menjual aset perusahaan Jepang yang bertanggung jawab atas kerja paksa di masa perang ini adalah yang pertama kali dilakukan.