Sejumlah 260 orang Korea dan keluarganya yang berdomisili di Sakhalin, Rusia, akan kembali Korea Selatan. Mereka dibawa secara paksa ke Sakhalin pada masa perang melawan Jepang dan menetap di sana hingga saat ini.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Kamis (25/11) menyatakan bahwa sebanyak 260 orang Korea yang menetap di Sakhalin, Rusia, akan dibawa pulang ke Korea Selatan mulai Sabtu (27/11) besok melalui proyek dukungan pemulangan dan pemukiman permanen bagi warga Korea di Sakhalin.
Undang-undang istimewa bagi warga Korea di Sakhalin itu diberlakukan awal tahun ini dan menyatakan bahwa warga Korea yang dimaksud merujuk pada generasi pertama warga Korea di Sakhalin, suami atau istrinya, anak dan cucu serta suami dan istri mereka.
Awalnya, sejumlah 350 orang telah ditetapkan untuk proyek pemulangan dan pemukiman kembali tersebut, tetapi hanya 337 orang saja yang akan dibawa pulang ke Korea Selatan, tidak termasuk mereka yang tidak dapat pulang dengan alasan meninggal dunia atau sakit.
Di antara 337 orang tersebut, 77 orang telah menetap di Korea Selatan bersama anak dan cucu mereka, serta sebanyak 260 orang akan dibawa pulang mulai hari Sabtu (27/11) hingga 10 Desember mendatang.
Sebanyak 91 orang yang pulang pada Sabtu (27/11) besok akan tinggal di perumahan milik negara di daerah Incheon dan Ansan, Provinsi Gyeonggido, setelah menjalani karantina selama 10 hari.
Kementerian mengharapkan melalui proyek pemulangan dan pemukiman permanen bagi warga Korea di Sakhalin, maka bekas luka masa lalu yang menyakitkan dapat disembuhkan.