Ketua Badan Keamanan Nasional Korea Selatan Suh Hoon dan Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi bertemu di Tianjin, China, dan membahas hubungan bilateral, masalah Semenanjung Korea, dan kondisi politik dunia.

Pertemuan Suh dan Yang itu dilakukan untuk pertama kalinya dalam 15 bulan setelah pertemuan di Busan, Korea Selatan, pada Agustus tahun lalu.

Suh mengatakan bahwa Korea Selatan dan China melakukan komunikasi secara aktif dalam kondisi pandemi COVID-19 selama ini serta mengharapkan kerja sama kedua negara untuk mengontrol stabilitas situasi di Semenanjung Korea dan perkembangan proses perdamaian di Semenanjung Korea.

Sementara itu, Yang menuturkan pentingnya komunikasi strategis antara kedua negara terutama dalam situasi yang cepat berubah saat ini, sehingga mengharapkan pertemuan itu dapat menjadi kesempatan untuk bertukar pendapat tentang hubungan bilateral Korea Selatan dan China serta hal-hal yang menajdi perhatian bersama.

Pada pertemuan di Tianjin itu, Korea Selatan dan China memulai koordinasi terkait deklarasi akhir Perang Korea.

Selain berbagi isi naskah deklarasi akhir Perang Korea yang sedang diatur oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat, kedua pihak juga membahas langkah-langkah kerja sama untuk mendorong Korea Utara kembali duduk di meja perundingan.

China, sebagai salah satu penandatangan perjanjian gencatan senjata, kembali mengonfirmasi partisipasinya dan mengemukakan pendapatnya terkait hal tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Suh dan Yang juga membahas rencana kunjungan Xi Jinping ke Korea Selatan dan Olimpiade Musim Dingin Beijing, selain langkah-langkah untuk menstabilkan pasokan barang antara kedua negara.

Sebulan sebelum pertemuan dengan Suh itu, Yang dilaporkan melakukan pertemuan dengan Duta Besar Korea Selatan dan Korea Utara untuk China secara berturut-turut.

Menarik untuk diperhatikan bagaimana partisipasi China dalam deklarasi akhir Perang Korea dan pengaruhnya di Semenanjung Korea di masa depan.