Sebuah harian terkemuka Jepang memberitakan  bahwa Tokyo cenderung mengarah pada penundaan upaya untuk merekomendasikan sebuah pertambangan, di mana warga Korea dipekerjakan secara paksa selama pemerintahan kolonial Jepang, sebagai situs Warisan Budaya Dunia UNESCO.

Mengutip sejumlah pejabat pemerintah pada hari Kamis (20/01), Yomiuri Shimbun melaporkan bahwa Tokyo percaya penunjukan Tambang Sado di Prefektur Niigata sebagai situs Warisan Budaya Dunia UNESCO tidak mungkin terjadi, bahkan jika pemerintah mengajukan rekomendasi, karena adanya penentangan dari Korea Selatan. 

Belum ada satu pun kasus di mana kandidat situs Warisan Dunia ditolak oleh Komite Warisan Dunia, dan kemudian masuk dalam Daftar Warisan Dunia.

Laporan itu mengatakan bahwa Tokyo akan membuat keputusan tentang masalah ini pada sekitar minggu depan, meskipun kemungkinan akan mengupayakannya setelah 2024.

Tokyo tampak sedang mempertimbangkan untuk menunda rekomendasi tersebut karena adanya revisi dalam sistem UNESCO yang dibuat pada tahun lalu, yang berbunyi bahwa pertimbangan Komite Warisan Dunia tentang penunjukan sebuah situs akan ditangguhkan jika terdapat keberatan dari negara lain.

Revisi ini diupayakan oleh Jepang sendiri dalam rangka untuk menghentikan penunjukan Dokumen Pembantaian Nanjing sebagai warisan dunia.