Amerika Serikat dan Jepang mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Kamis (20/01) waktu setempat dan menegaskan kembali tekad untuk denuklirisasi lengkap yang dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah (CVID) di Semenanjung Korea. 

Di dalam pernyataan bersama itu, kedua pihak menegaskan bahwa CVID senjata pemusnah massal yang disebut termasuk nuklir dan fasilitas atau program rudal balistik Korea Utara.

Keduanya mendesak Korea Utara untuk menaati resolusi Dewan Keamanan PBB, Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), dan peraturan keamanan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA). 

Ditambahkan pula, keduanya mendukung pakta nuklir Iran, yaitu Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), dan negosiasi di Vienna, Austria, serta mendesak Iran untuk menghentikan pengembangan nuklirnya. 

AS dan Jepang juga meminta China untuk membahas perkembangan upaya denuklrisasi dan peningkatan transparansi nuklir China. 

Kedua negara menekankan bahwa pihaknya akan berkontribusi pada penguatan sistem denuklirisasi dan mendukung IAEA. 

Sebelumnya, pemerintahaan Biden tidak menggunakan istilah CVID yang diprotes oleh Korea Utara dan hanya menyebutkan 'denuklirisasi lengkap' . 

Namun, akibat peluncuran rudal secara berutun dan kemungkinan pencabutan moratorium uji coba nuklir Korea Utara, AS kembali menggunakan istilah CVID di dalam pernyataan terbarunya. 

Dilaporkan bahwa masalah nuklir Korea Utara menajdi agenda utama dalam KTT antara Jepang dan AS tersebut.