Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik jarak pendek dari daerah Sunan di Pyongyang menuju Laut Timur pada hari Kamis (12/05).

JCS mengatakan pada hari Kamis (12/05) bahwa pihaknya mendeteksi rudal yang diluncurkan pada sekitar pukul 18.29, menambahkan bahwa rudal-rudal tersebut terbang sejauh 360 kilometer di ketinggian maksimum 90 kilometer dan kecepatan tertinggi Mach 5.

Otoritas intelijen Korea Selatan dan AS sedang menganalisis rincian peluncuran tersebut.

Rudal-rudal itu diduga diluncurkan dari apa yang disebut Korea Utara sebagai peluncur roket ganda super besar dengan interval sekitar 20 detik.

Peluncuran pada hari Kamis (12/05) ini adalah peluncuran rudal balistik pertama Korea Utara sejak pelantikan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada hari Selasa (10/05).

Segera setelah peluncuran terjadi, Ketua JCS Won In-choul mengadakan pembicaraan telepon dengan Paul LaCamera, Kepala Komando Pasukan Gabungan Korea Selatan-AS, untuk berbagi informasi terkait penembakan tersebut dan menegaskan kembali upaya kedua pihak untuk mempertahankan postur pertahanan gabungan yang kokoh.

Sementara itu, tidak seperti biasanya, otoritas militer Korea Selatan menggunakan istilah 'provokasi' dan bukan istilah 'ancaman' saat memberikan informasi mengenai peluncuran rudal balistik Korea Utara kali ini.

Kepala Staf Gabungan menyerukan penghentian peluncuran rudal balistik Korea Utara, menyebut hal itu sebagai "provokasi serius yang merusak perdamaian dan stabilitas masyarakat internasional".