Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengecam keras peluncuran rudal balistik Korea Utara terbaru, menyebutnya sebagai provokasi serius.

Yoon membuat kecaman itu seusai pertemuan Dewan Keamanan Nasional (NSC) yang diadakan pada hari Rabu (25/05) untuk menanggapi peluncuran rudal Korea Utara. 

Presiden Yoon mendesak para peserta rapat untuk menerapkan langkah-langkah praktis, seperti meningkatkan kekuasaan eksekutif dalam pencegahan yang diperluas dan pertahanan gabungan, yang telah disepakati pada konferensi tingkat tinggi antara Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS). 

Ini adalah pertemuan NSC pertama yang dipimpin oleh Presiden Yoon sejak pemerintahannya diluncurkan pada 10 Mei lalu. 

Peluncuran ini menjadi perhatian, sebagaimana dilakukan beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meninggalkan Asia.

Kantor Kepresiden Korea Selatan menilai bahwa Pyongyang mengirim pesan protes dalam bentuk unjuk kekuatan bersenjata menanggapi kesepakatan untuk memperkuat aliansi Korea Selatan dan AS yang dicapai dalam KTT bilateral. 

Selain itu, pemerintah Korea Selatan juga merilis pernyataan terpisah yang mengutuk peluncuran ICBM Korea Utara terbaru yang memicu keteagangan di Semenanjung Korea dan kawasan Asia Timur Laut. 

Juru Bicara Kantor Kepresidenan Kang In-son menyampaikan bahwa peluncuran terbaru Korea Utara merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan provokasi serius yang tidak hanya meningkatkan ketegangan regional, tetapi juga mengancam perdamaian dunia.

Namun demikian, terlepas dari provoksi rudal terbaru Korea Utara, pemerintah Seoul mengatakan pihaknya tetap bersedia untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Korea Utara untuk mengatasi krisis pandemi COVID-19.