Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk meningkatkan pembiayaan dan pendanaan perdagangan bagi ekspor usaha kecil dan menengah (UKM) hingga lebih dari 40 triliun won dari rencana awal. 

Dalam sebuah rapat darurat pada hari Minggu (03/07), Wakil Perdana Menteri urusan Perekonomian Choo Kyung-hoo mengungkapkan bahwa pemerintah akan berupaya sekuat mungkin untuk memastikan pertumbuhan pesat pada tingkat ekspor yang merupakan mesin pertumbuhan ekonomi Korea Selatan.

Dalam rapat tersebut, dibahas berbagai agenda antara lain mengenai situasi ekonomi terakhir, perkembangan impor dan ekspor, serta arah penanggulangannya. 

Selanjutnya Choo mengatakan, tingkat volume ekspor Korea Selatan pada paruh pertama tahun ini menyentuh rekor tertinggi dan menunjukkan pencapaian yang baik dari segi jumlah, bahkan jika dibandingkan dengan paruh pertama tahun lalu.

Namun dia mengakui bahwa jika mencermati rincian dan kondisi ke depan, maka sulit untuk memandang optimis atas situasi ekspor pada paruh kedua tahun ini. 

Choo memperkirakan bahwa eksportir akan mengalami kesulitan di paruh kedua tahun ini, dengan adanya penyusutan jumlah perdagangan global,  melemahnya pertumbuhan ekonomi negara maju, dan tingginya biaya logistik ekspor akibat adanya gangguan rantai pasokan global yang ​disebabkan oleh krisis Ukraina yang berkepanjangan. 

Untuk itu, pemerintah telah memutuskan untuk meningkatkan pendanaan perdagangan ekspor UKM dari sebelumnya 261,3 triliun won menjadi lebih dari 301,3 triliun won. 

Wakil PM Choo mengatakan bahwa pemerintah akan fokus untuk meringankan beban logistik bagi industri kecil dan menengah di pasar ekspor, dengan pemberian bantuan biaya logistik bagi UKM.