Pemerintah Korea Selatan dilaporkan mempertimbangkan merevisi target pertumbuhan ekonomi tahun depan ke bawah 2 persen, di tengah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi.
Menurut Kementerian Keuangan pada Senin (28/11), pemerintah dijadwalkan mengumumkan kebijakan ekonomi dan perkiraan untuk tahun depan pada Desember.
Pada Juni, pemerintahan Yoon Suk Yeol mengungkapkan perikiraan pertumbuhan tahun depan akan mencapai 2,5 persen, namun menurut laporan Yonhap News, para pejabat mempertimbangkan menurunkan perkiraan tersebut ke kisaran satu persen.
Penurunan ekspor akibat tingginya tingkat suku bunga, inflasi, dan nilai tukar won terhadap dolar AS menjadi pemicu suramnya perkiraan pertumbuhan ekonomi keempat terbesar di Asia tersebut, bersama dengan kekhawatiran akan permintaan domestik yang telah meningkat sejak pandemi COVID-19 dapat kembali turun.
Sejumlah wadah pemikir di dalam dan luar negeri telah memangkas perkiraan pertumbuhan Korea Selatan untuk tahun depan, dengan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan (OECD) baru-baru ini menurunkan proyeksinya dari 2,2 persen menjadi 1,8 persen.
Bank Sentral Korea (BOK) juga memangkas perkiraannya dari 2,1 persen menjadi 1,7 persen dan Institut Pengembangan Korea menurunkan proyeksinya dari 2,3 persen menjadi 1,8 persen.
Namun demikian, pemerintah dilaporkan akan menjaga target penerimaan pajak untuk tahun depan di kisaran 400 triliun won yang diungkapkan dalam rencana anggaran kepada parlemen di September, seiring perlambatan ekonomi akan berdampak pada pajak pendapatan.