Pemerintah Korea Selatan memutuskan akan melonggarkan kriteria penilaian keamanan untuk rekonstruksi bangunan dalam rangka upaya meningkatkan pengadaan perumahan di wilayah perkotaan.

Di antaranya, proporsi nilai keamanan struktural akan diturunkan sehingga dapat lebih mudah lolos penilaian, selain juga mengurangi persetujuan bersyarat agar rekonstruksi dapat segera dilakukan.

Penilaian keamanan rekonstruksi merupakan tahap pertama untuk menetapkan apakah sebuah rumah tua perlu direkonstruksi atau tidak.

Penilaian keamanan struktual sebelumnya mencapai 50 persen, tetapi diputuskan untuk diturunkan menjadi 30 persen. Sedangkan rasio penilaian penuaan fasilitas dan lingkungan hidup, yang merupakan evaluasi mengenai ketidaknyamanan hidup, naik menjadi 30 persen dari sebelumnya masing-masing 25 persen dan 15 persen.

Perwakilan Kementerian Pertanahan dan Transportasi mengatakan bahwa jika proporsi penilaian lingkungan perumahan meningkat, diharapkan jumlah kompleks yang lolos pemeriksaan keamanan akan meningkat secara signifikan dan rekonstruksi dapat diaktifkan.

Dengan demikian, proses rekonstruksi pun dapat dipercepat. Selama ini, walaupun telah lolos pemeriksaan dengan total skor 30, namun masih diklasifikasikan ke dalam rekonstruksi bersyarat dan harus menjalani proses tambahan. Dalam sistem penilaian yang baru, rekonstruksi dapat segera dilaksanakan meski hasil pemeriksaan di bawah 45.

Berdasarkan kriteria baru tersebut, sebanyak 12 perumahan dapat memulai rekonstruksi.

Mempertimbangkan kondisi pasar baru-baru ini, pemerintah berencana mengamendemen peraturan tersebut dalam bulan depan. Namun demikian, terdapat analisis bahwa efek pengaktifan pasar real estat yang sedang membeku akan terbatas.