Menyambut Hari Pahlawan ke-68 yang jatuh pada tanggal 6 Juni, Presiden Yoon Suk Yeol menyatakan bahwa dirinya akan mengenang dan menghargai jasa para pahlawan yang gugur demi negara dan masyarakat.
Dia juga mengatakan akan menghadapi ancaman Korea Utara yang semakin tinggi melalui aliansi antara Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) berbasis nuklir.
Menurut Presiden Yoon, orang-orang yang berkontribusi untuk membangun negara demokrasi liberal dan menjaga kebebasan menghadapi totalitarisme para komunis adalah 'Pahlawan nasional', sehingga dia akan mengingatkan jasa para pahlawan dengan mengajarkan kisah mereka kepada generasi mendatang.
Presiden juga menyatakan kehormatan terhadap 'pahlawan berseragam' seperti militer, polisi, pemadam kebakaran, dan lainnya yang mengabdi dan berkorban demi keselamatan nasional.
Yoon menyebutkan 'Deklarasi Washington' yang mengandung penguatan aksi pelaksanaan untuk mencegah peningkatan aktivitas nuklir, serta menghadapi ancaman Korea Utara melalui aliansi antara Korea Selatan dan AS yang berbasis nuklir.
Sebelumnya, Presiden Yoon menghadiri upacara penempatan kerangka jenazah mendiang militer Kim Bong-hak yang telah gugur di Perang Korea.
Presiden menyatakan bahwa pemerintah berupaya untuk mencari 120 ribu unit kerangka jenazah yang belum ditemukan dan memulangkan kerangka jenazah para pahlawan kemerdekaan.
Selain itu, Presiden menyampaikan surat pengangkatan pahlawan nasional kepada lima orang yang menyelamatkan diri dari kasus penenggelaman kapal Cheonan beserta ungkapan rasa terima kasih atas kontribusi mereka.