Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi menyatakan penyesalan yang mendalam atas kegagalan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk menyepakati tanggapan konkrit terhadap percobaan peluncuran satelit mata-mata militer Korea Utara pekan lalu.
Saat ditanya tentang masalah tersebut dalam sebuah konferensi pers pada hari Selasa (06/06), diplomat tertinggi Tokyo itu mengatakan bahwa serangkaian tindakan Korea Utara merupakan ancaman bagi perdamaian global dan tidak dapat ditoleransi.
Terlepas dari kenyataan bahwa peluncuran tersebut dilakukan untuk menempatkan satelit ke luar angkasa, Hayashi mencatat bahwa peluncuran itu masih menggunakan teknologi rudal balistik dan dengan demikian melanggar resolusi DK PBB.
Dia menyesalkan kelambanan dewan dalam menanggapi provokasi serius Pyongyang karena sikap pasif beberapa negara anggota, mengacu pada ketidakmampuan untuk membuahkan hasil dalam pertemuan terbuka tentang masalah ini pada hari Jumat (02/06) lalu di tengah oposisi oleh China dan Rusia.
Mengenai apakah Jepang berniat untuk memperkuat sanksi independennya terhadap Pyongyang, Hayashi mengatakan bahwa Jepang berharap dapat meninjau langkah-langkah tersebut dengan bekerja sama dengan Korea Selatan dan AS.
Memperhatikan bahwa rezim Korut mungkin akan melakukan uji coba peluncuran kembali, Menlu Jepang mengatakan bahwa Tokyo akan terus berkoordinasi dengan Seoul dan Washington untuk memaksa Pyongyang mematuhi resolusi DK PBB dan menahan diri untuk tidak melakukan uji coba semacam itu.