Kantor Berita Kyodo Jepang melaporkan pada hari Jumat (09/06) bahwa Menteri Pertahanan Jepang Hamada Yasukazu tetap mempertahankan 'perintah penghancuran' yang diperintahkan untuk pasukan bela diri Jepang dalam mencegat satelit Korea Utara sampai 11 Juni mendatang.
Di dalam jumpa pers pada hari Jumat, Menteri Hamada mengatakan bahwa waktu peluncuran satelit militer Korea Utara yang telah diumumkan belum berakhir, maka pihaknya akan mencermati pemantauan sampai 11 Juni mendatang.
Korea Utara mengumumkan pada tanggal 29 Mei lalu bahwa mereka akan meluncurkan satelit mulai pukul 00.00 31 Mei hingga 00.00 11 Juni.
Korea Utara telah meluncurkan roket Chollima-1 yang mengangkut satelit mata-mata militer Malligyong-1, namun peluncurannya dinyatakan gagal. Kemudian Korea Utara berniat akan melakukan peluncuran berikutnya dalam waktu dekat.
Menteri Hamada mengeluarkan perintah penghancuran pada tanggal 29 Mei lalu dalam menghadapi pengumuman pelucuran satelit Korea Utara.
Selain itu, Jepang menempatkan misil dari darat ke udara, patriot di tiga lokasi dari prefektur Okinawa.
Sehubungan dengan penerbangan bersama pesawat tempur Cina dan Rusia di sekitar Jepang pada tanggal 6-7 Juni lalu, Menteri Hamada mengatakan bahwa hal tersebut berarti kedua negara itu tengah memperluas lingkup kegiatannya, dan juga dianggap sebagai aksi unjuk terhadap Jepang.